Rabu, 05 Agustus 2009

Anak Cerdas Bukan Karena Keturunan

Rabu, 29 Juli 2009 | 16:39 WIB

KOMPAS.com - Anggapan bahwa kecerdasan anak hanya dapat diturunkan oleh orangtua yang juga cerdas, tampaknya harus diubah. Dengan gizi dan stimulasi yang tepat Anda pun bisa mencetak anak cerdas dan kreatif.

Penelitian menunjukkan bahwa sumbangan faktor genetis terhadap intelegensi seseorang berkisar 40-80 persen. "Kita tidak bisa mengukur berapa persentasi kecerdasan yang diturunkan. Yang pasti anak yang cerdas pun harus distimulasi kemampuan berpikirnya agar kecerdasannya muncul," kata psikolog Roslina Verauli.

Namun bila Anda merasa kecerdasan Anda tergolong rata-rata, tak perlu khawatir nantinya si kecil otaknya kurang "encer". Pasalnya ada faktor lain yang tak kalah penting dalam kecerdasan anak, yakni gizi dan pola asuh orangtua (lingkungan).

Gizi yang baik ibarat bahan bakar bagi otak. Perkembangan sirkuit otak sangat bergantung pada kualitas nutrisi dan stimulasi yang diberikan pada balita sejak dalam kandungan sampai usia tiga tahun pertama, atau disebut masa emas pertumbuhan (golden age period).


Cepatnya pertumbuhan sel otak manusia pada usia bayi hingga usia tiga tahun dan mencapai kesempurnaannya di usia lima tahun, membuat faktor pemenuhan gizi sebagai faktor yang vital.

"Sampai umur setahun, 60 persen energi makanan bayi digunakan untuk pertumbuhan otak," kata dr.Soedjatmiko, Sp.A (K), dokter spesialis anak konsultas tumbuh kembang.  Oleh karena itu bayi dan balita membutuhkan banyak protein, karbohidrat, dan lemak.

Selain itu bayi dan balita membutuhkan vitamin B1, B6, asam folat, yodium, zat besi, seng, AA, DHA, sphyngomyelin (kompleks lipid kandungan lemak di otak), sialic acid, dan asam-asam amino seperti tyrosine dan tryptophan.

"ASI mengandung semua kebutuhan tersebut, termasuk AA, DHA," kata Soedjatmiko, yang juga menjadi salah satu pembicara dalam acara Smart Parent Conference yang diadakan oleh Frisian Flag di Jakarta beberapa waktu lalu ini.

Dengan nutrisi yang seimbang, makin banyak jumlah sel-sel otak bayi. "Makin banyak kualitas percabangan sel-sel otak, makin bagus fungsi sinaps (ujung sel saraf) antara sel-sel otak, makin cerdas seorang anak," ujar Soedjatmiko.

Stimulasi tepat

Mengingat pentingnya periode emas ini dalam masa perkembangan anak, orangtua dan guru perlu memberikan stimulasi yang cukup bagi anak. Karena hanya dengan stimulasi, perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak bisa mencapai tahap yang optimal.

Merangsang kecerdasan anak sudah bisa dilakukan sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan terus menerus setiap hari dengan stimulasi yang bervariasi dan teratur, dengan merangsang otak kiri dan otak kanan bersama-sama.

"Stimulasi akan memengaruhi pertumbuhan sinaps yang membutuhkan sialic acid untuk membentuk gangliosida, yang penting untuk kecepatan proses pembelajaran dan memori," lanjut Soedjatmiko.

Selain itu, rangsangan yang bervariasi dan dilakukan dengan kasih sayang akan melipatgandakan jumlah hubungan antar sel otak sehingga membentuk sirkuit otak yang lebih kompleks, canggih, dan kuat, sehingga kecerdasan anak semakin tinggi dan bervariasi (multiple inteligence).

Menurut Roslina Verauli, untuk memberikan stimulasi yang tepat orangtua harus peka terhadap kemampuan anak. "Ajak anak bermain sesuai dengan minatnya. Ajak pula anak melihat berbagai tempat, jangan hanya ke mal saja," kata psikolog yang akrab di sapa Vera ini.

Vera juga menyarankan agar orangtua memberikan tempat tinggal yang kaya fasilitas penunjang kecerdasan, seperti adanya buku- buku, alat musik, juga halaman tempat anak bermain. "Bila tak punya halaman, sesekali ajak anak ke lapangan atau taman publik," cetusnya.

Terakhir adalah stimulasi berupa pendidikan dan pelatihan yang memadai. "Selain sekolah, ikutkan anak pada kegiatan eskul. Tapi bukan les matematika, melainkan yang berkaitan dengan minat anak. Bila dua tahun tidak ada perkembangan, stop, ganti dengan eskul lain," ujar psikolog yang sering menjadi narasumber di berbagai media ini.

Sumber: KOMPAS
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/07/29/16395973/anak.cerdas.bukan.karena.keturunan


Mengintip Kecerdasan Anak Sejak Dini

Jumat, 24 Juli 2009 | 17:39 WIB |
Sumber KOMPAS, http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/07/24/17394154/mengintip.kecerdasan.anak.sejak.dini

KOMPAS.com - Apakah si Upik yang sudah pandai bicara dan berhitung di usia 2 tahun bisa dibilang anak cerdas? Bagaimana dengan anak yang telah lancar membaca di usia 4 tahun, layakkah disebut cerdas?

Inteligensi yang tinggi seringkali dikaitkan dengan orang yang punya kemampuan secerdas Albert Einstein. Padahal, hingga saat ini belum ada ahli yang bisa merumuskan definisi kecerdasan dengan tepat.

Kamis, 11 Juni 2009

Workshop Psikogenetik

WORKSHOP PSIKOGENETIK

Sabtu, 27 Juni 2009
TWIN PLAZA HOTEL - Jln Letjen S. Parman Kav. 93-94 Slipi - Jakarta Barat

Introduksi:
Psikogenesis -- bagian dari psikologi gestalt, yang diperkenalkan oleh Anne Teachworth -- membahas genesis (=proses terbentuknya) alam psikhis (bawah sadar) kita sejak dini, yakni pada usia 0-10 tahun. Endapan alam bawah sadar ini -- secara konsisten -- menentukan setiap perilaku kita saat ini, termasuk dalam memilih dan mengambil keputusan penting.

Workshop Psikogenetik membahas:
a) Genesis (proses terbentuknya) endapan-endapan bawah sadar kita, pada usia 0-10 tahun -- yang menjadi bagian dari alam bawah sadar kita -- dan terus mempengaruhi setiap perilaku kita sehari-hari, termasuk dalam berkomunikasi (dengan pasangan, anak-anak, orang lain).

b) Mengapa kita selalu jatuh dalam kelemahan yang sama -- setiap kali kita memperbaiki diri -- tapi selalu jatuh lagi pada kelemahan yang sama. Mengapa kita memilih cara berkomunikasi yang tertentu (dengan pasangan, anak-anak, dan orang lain) -- akibat dorongan-dorongan alam bawah sadar yang pada akhirnya sering menimbulkan konflik dalam komunikasi.


c) Bagaimana caranya kita dapat mengenali alam bawah sadar kita, mengendalikannya dan dengan demikian kita mampu memperbaiki cara-cara kita berkomunikasi, mengambil keputusan, dalam kehidupan sehari-hari.

Workshop ini sangat dianjurkan diikuti oleh:

* Pasangan suami-istri -- yang ingin mengenal lebih lanjut dinamika komunikasi bawah sadar dan sekaligus mengatasi konflik-konflik komunikasi yang tersamar dalam relasi spontan setiap hari.
* Calon pasangan -- sangat membantu untuk memahami "mengapa kita memilih pasangan yang kita sukai" -- sebenarnya apa dan bagaimana yang menggerakkan kita jatuh cinta.
* Konselor dan para psikolog yang bekerja memberi terapi untuk hububngan keluarga
* Pasangan muda -- yang mempunyai balita -- untuk mendapat gambaran, bagaimana anak akan memperoleh endapan bawah sadarnya dalam usia 0 - 10 tahun dan selanjutnya akan menentukan dan mempengaruhi seluruh hidupnya (pada saat ada dalam kesulitan, dibawah tekanan/krisis, dan ketika membuat pilihan-pilihan keputusan penting dalam hidupnya).
* Mahasiswa yang ingin mendalami alam bawah sadarnya sendiri demi pengenalan diri yang lebih baik.

Waktu:
Sabtu, 27 Juni 2009.

Agenda/Materi:
08.30 Registrasi
09.00 Introduksi: Apa itu psikogenetik
10.00 Coffee break
10.30 F.O.I (Family of Origin)
11.00 Genesis (proses terbentuknya) alam bawah sadar
12.00 ISOMA (Istrahat, sholat, makan siang)
13.00 Perjalanan ke masa kecil (0-10 tahun)
14.00 Memahami Video: Alam bawah sadar dalam komunikasi
15.00 Cofee break
15.30 Teknik Mengganti scriptVideo alam bawah sadar
16.30 Tips pengembangan diri/Tugas pribadi
17.00 Penutupan/selesai.

Tempat:
Twin Plaza Hotel, Jln Letjen S. Parman Kav. 93-94, Slipi, Jakarta Barat.

Fasilitator:
Fidelis Waruwu, M.Sc.Ed
Dosen, keahlian di bidang pendidikan, formasi kepribadian, pedagogi, psikologi, konseling. Memberi seminar, workshop & pelatihan di bidang: Corporate culture, MBTI, DISC Profile, Living Values, dan Character Building.

Biaya:
Rp 600 rb/peserta (single) atau Rp 1jt/pasangan -- 2 orang

Transfer ke:
BCA No. 537 007 9503
atas nama: Severa Djelty Mandagi

Bila sudah transfer mohon kirim kabar via e-mail, atau SMS ke 08129520715


Rabu, 13 Mei 2009

Manfaat: Mengetahui Bakat Bawaan

Dari Mana Bakat Anda? (Bagian II - Habis)

Yang harus Anda lakukan adalah membentuk diri Anda tak ubahnya bawaan Anda sejak lahir, jangan hanya menginginkan suatu bidang pendidikan yang bisa membuahkan karir tertentu dengan gaji selangit

Selasa, 12 Mei 2009 | 19:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ditanya akan memilih jurusan apa saat kuliah nanti, Santi mengaku bingung menentukan pilihan, apalagi ketika pilihan tersebut dikaitkan dengan bakat dan minatnya. "Jangankan memilih sesuai minat dan bakat, saya sendiri pun belum tahu minat dan bakat saya," katanya.

Santi (18), sebutlah namanya begitu, mengaku dirinya memang bukan siswa pandai di kelas. Namun, ia juga bukan nomor buncit dalam urusan nilai pelajaran. Hanya, dia merasa tidak "ngeh" soal minat atau bakatnya pada hal-hal tertentu.

Memang, kerap orang mengatakan minat dan bakat adalah teropong bagi jalan kehidupan di masa depan. Membayangkannya pun terasa menyenangkan karena dengan keduanya kita bisa menjadi siapa pun yang diinginkan asalkan mau kerja keras dan pantang menyerah.

Kenyataannya, pemahaman itu justru sebaliknya. Hal itu sering kali menimbulkan masalah ketika kita beranjak dewasa dan tiba saatnya memilih bidang pendidikan dan karier. Pemahaman itu sedikit banyak menciptakan ilusi akan beragam pilihan bidang pendidikan dan karier yang menjanjikan masa depan. Dan lagi, apakah semua itu pilihan yang benar-benar kita inginkan?

Selain itu, pemahaman tersebut juga membentuk imajinasi tersendiri bahwa kita bisa menjadi sosok terbaik di bidang apa pun yang kita minati. Duh, apa betul begitu? Apakah bisa, prestasi seorang Chris John yang dielu-elukan berkat tinjunya di atas ring itu akan bersinar oleh puja-puji pula di lapangan basket?

Nyatanya tidak. Adalah sebuah fakta bahwa kita memang tidak bisa menjadi siapa pun yang kita mau. Kita lupa, selain minat, ada faktor lain yang sangat menentukan langkah kita ke depan. Ya, bakat dan latihan khusus untuk mempertajamnya.

Temukan, Bukan CiptakanKenyataan, tidak semua orang bisa menjadi seorang Chris John, Bill Gates, atau David Beckham. Mereka bertiga punya bakat alami dan telah menjadikan bakat itu sebagai investasi yang dilatihnya sejak lama. Dan kita tidak bisa membuat dan mengubahnya "semau gue".

Sekarang, lihat ke sekeliling Anda! Mungkin, ada orang yang suka duduk berlama-lama di depan laptop? Bahkan saking lamanya Anda lupa, kapan orang itu makan dan minum?

Atau, Anda pun mungkin bingung, kenapa rekan dekat Anda lebih memilih les guru bahasa Inggris ketimbang Anda yang lebih senang naik gunung atau bermain band di saat libur? Banyak, dan banyak lagi contoh yang kita pun tidak tahu keuntungan mereka melakukan semua itu.

Anda pun sebetulnya bisa begitu. Meniru untuk kreatif berekspresi seperti mereka, berhasil lalu merasa puas. Namun kelak yang terjadi, Anda tidak akan pernah merasa nyaman melakukan hal-hal di luar kerangka bakat Anda tersebut.

Ya, Anda tidak akan bisa menjadi mahasiswa arkeologi dan menjadi arkeolog mumpuni karena Anda sebenarnya sama sekali tidak hobi "keluyuran". Usaha Anda hancur terus dan kapok untuk terjun ke bidang bisnis sehingga Anda memilih kembali menjadi karyawan. Tidak salah, Anda memang tidak punya hobi itu. Anda tidak bakat!

Mutlak, Anda harus paham apa yang disebut dengan bawaan atau nature (hormonal atau DNA) dan latihan atau nurture. Sejatinya, yang harus Anda lakukan ialah membentuk diri Anda tak ubahnya dengan bawaan Anda sejak lahir. Anda jangan hanya menginginkan suatu bidang pendidikan yang bisa membuahkan karir tertentu dengan gaji selangit.

Jika itu Anda lakukan, berarti Anda sudah "bunuh diri". Pasalnya, kerangka neurologis Anda yang telah membentuk bakat tersebut akan menolak. Alhasil, Anda tidak dapat menikmatinya. Kecuali, Anda memang berniat keras untuk menambal "kekurangan" tersebut dengan nurture, dengan latihan-latihan khusus.

Semakin cepat Anda sadar untuk melihat diri Anda dan menemukan potensi di dalamnya, semakin beruntung pula Anda. Pilihan minat dan bakat Anda dengan sendirinya akan lebih mudah Anda tentukan.

Anda mulai bisa memilih peran Anda, bentuk pendidikan yang cocok untuk menambal peran tersebut, serta produktifitas yang akan Anda hasilkan kelak di dunia kerja. Cara memulainya, simak beberapa hal di bawah ini:

Maksimalkan kekuatan Anda, tuntaskan pula kelemahan Anda!Jika Anda termasuk orang yang sulit berdiplomasi, dapatkah Anda terjun bebas ke dalam bidang ini karena Anda menyukainya? Kalau Anda tergolong paling lambat mengambil keputusan, dapatkah Anda melatihnya sekeras hati? Jika Anda bukan seorang konseptor, siapkah Anda menjadi seorang "ahli lapangan" agar kekurangan Anda tersebut lenyap ditelan bumi!

Tidak cukup latihan keras, Anda butuh bakat alami!Memang, antara pengetahuan, keterampilan, serta materi bisa Anda dapatkan melalui belajar dan latihan. Namun, hal sesungguhnya yang penting adalah bakat sebagai bawaan Anda sejak lahir. Anda akan mampu melakukan segala hal berkat keterampilan, sementara kuantitas dan kualitas Anda melakukannya adalah berkat dorongan bakat alami Anda.

Siapkan sistem pendukung hindari aktivitas tak terarah!

Sistem pendukung itu bisa saja hanya berupa pesan singkat di ponsel atau sekadar kertas-kertas yang Anda tempel di meja belajar, bahkan pintu kamar!

Sadar dan amati reaksi spontan Anda saat menyikapi hal atau kejadian

Nah, bagaimana Anda akan mengambil peran atas kejadian itu? Anda cenderung memegang kendali, membuat analisa hal itu secara seksama, atau hanya berusaha mencari sisi-sisi lain ternyata tidak penting dari kejadian tersebut?

Amati besarnya niat dan keinginan Anda melakukan aktivitas tertentu

Dari situ, yakinkan bahwa sebuah aktivitas telah membuat Anda rindu untuk berulang melakukannya. Rasa rindu itu akan senantiasa timbul hingga Anda lekas-lekas melakoninya.

Secepat apa Anda belajar dan menguasai sebuah bidang tertentu?Secepat kilat atau selambat becak? Sadari hal itu dan bandingkan upaya Anda dengan hasil yang didapatkan oleh rekan-rekan Anda.

Sepuas apa perasaan Anda seusai melakukannya?Entah, karena yang pasti, saat melakukannya Anda nyaman, senang, dan membuat Anda sejenak tenggelam di dalam keasyikan melakukannya.

Monitor perilaku dan perasaan Anda ketika menjalaninyaDari sini Anda akan mengevaluasi apa yang sudah Anda lakukan. Amati dan berikan analisis pada diri Anda. Benarkah ini pilihan Anda?

Anda tidak bisa menikmati? Anda lambat dan merasa tidak berkembang?Tinggalkan sekarang juga! Cari peran lain, jangan habiskan uang dan waktu Anda hanya untuk mengatasi kelemahan Anda, melainkan juga pertajam bakat dan kekuatan alami dalam diri Anda.

Ingat, banyak orang muda yang sukses. Yakinlah bahwa mereka memang pribadi-pribadi yang menemukan bakatnya sejak dini dan mau belatih sebagai investasi di masa depannya.


Rabu, 07 Januari 2009

Workshop: Penemuan Bakat Minat

Workshop ini akan berlangsung pada hari Minggu, 15 Maret 2009 di Hotel Ciputra, Jakarta Barat, dari jam 14.00 s/d 17.00. Untuk informasi mengenai workshop ini silahkan hubungi 08129520715.

Untuk Registrasi, silahkan menghubungi Vera Mandagi 021-568991964 atau  081210268800.

Biaya Workshop sebelum tgl 13 Maret 2009 adalah Rp 500.000 - setelah itu full payment Rp 750.000.
Pembayaran mohon ditransfer ke: BCA No. 537 007 9503 | atas nama: Severa Djelty Mandagi (BCA Cab Grogol). Bukti pembayaran mohon difaks ke 021-5603365.

Setiap peserta langsung memperoleh print out hasil penemuan Bakat Bawaannya.